Membacakan Al-Qur'an 30 Juz untuk Almarhum Selama 7 Hari Membacakan Al-Qur'an 30 Juz untuk Almarhum Selama 7 Hari Sun 9 December 2007 0123 Al-Quran > Tilawah views Pertanyaan Assalamu'alaikum wr. Wb Di beberapa tempat sekitar, saya melihat bila ada orang meninggal, ada pihak keluarga yang meminta pihak tertentu mungkin pesantren dan kiyainya untuk membacakan al-quran selama 7 hari berturut-turut siang malam Bahkan ada yang di rumah duka atau di samping kuburan, saya sih husnuzan saja dengan aktifitas tersebut, karena memang baik, tapi pengetahuan saya minim dengan hal ini, mohon penjelasan dengan hal tersebut. Terima kasih Wassalam Jawaban Ust. Ahmad Sarwat, Lc., MA Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Apa yang anda tanyakan itu sebenarnya masalah klasik yang seringkali menjadi bahan perdebatan orang awam. Yang satu merasa diri paling benar dan nyaris menganggap orang lain harus selalu salah. Yang disalahkan kemudian tidak terima, lalu balas 'menyerang' dengan beragam cara. Akibatnya, suasana ukhuwah dan kemesraan di antara sesama umat Islam jadi terkoyak, hanya karena urusan yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Kalau ada sebagian saudara kita yang tidak setuju dengan kirim-kirim pahala buat orang yang sudah wafat, silahkan saja. Dan kalau ada yang bersikap sebaliknya, bisa kirim-kirim pahala buat keluarga yang sudah berpulang ke rahmatullah, juga jangan dicaci maki. Mengapa? Karena masing-masing punya hujjah atau argumentasi. Tentu saja selama masih ada dalil yang bersifat argumentatif, kita tidak perlu saling menjelekkan, apalagi saling menghina dan menganggap orang yang cara pandangnya tidak sama dengan kita sebagai orang bodoh. Pendapat Menolak Pahala Bacaan untuk Mayyit Sebagian kalangan menolak dimungkinkannya pahala bacaan Al-Quran untuk dikirimkan kepada ruh orang yang sudah meninggal. Alasannya adalah seandainya hal itu memang benar, pastilah Rasulullah SAW memerintahkannya, atau setidaknya beliau pernah melakukanya. Menurut mereka, tidak ada satu pun dalil yang menunjukkan hal itu. Sehingga praktek demikian dianggap mengada-ada dan tidak ada tuntunannya. Di antara ulama yang cenderung berpendapat seperti ini adalah Syeikh Rasyid Ridha. Beliau berhujjah bahwa hal seperti itu tidak ada dalam kitabullah, sunnah nabi dan ijma'. Seseorang tidak akan menerima pahala dari orang lain, sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran Tidaklah seseorang menerima pahala kecuali dari apa yang dilakukannya. QS. An-Najm 39 Dan hadits-hadits menyebutkan bahwa yang bisa bermanfaat buat orang yang sudah wafat hanya tiga Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila anak Adam meninggal dunia, maka semua amalnya terputus, kecuali tiga shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya. HR Muslim Pendapat Yang Menerima Sedangkan sebagian besar ulama cenderung menerima adanya pengiriman pahala bacaan Al-Quran kepada orang yang sudah wafat. Mereka mengatakan tidak benar kalau tidak ada dalil yang menyebutkan hal itu. Misalnya hadits-hadits berikut ini Dari Ma'qil bin Yasar ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bacakanlah surat Yaasiin atas orang yang meninggal di antara kalian. HR Abu Daud, An-Nasaa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban Jantungnya Al-Quran adalah surat Yaasiin. Tidak seorang yang mencintai Allah dan negeri akhirat membacanya kecuali dosa-dosanya diampuni. Bacakanlah Yaasiin atas orang-orang mati di antara kalian." ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim Hadits ini dicacat oleh Ad-Daruquthuny dan Ibnul Qathan, namun Ibnu Hibban dan Al-Hakim menshahihkannya. Dari Abi Ad-Darda' dan Abi Dzar ra berkata, "Tidaklah seseorang mati lalu dibacakan atasnya surat Yaasiin, kecuali Allah ringankan siksa untuknya." HR Ad-Dailami dengan sanad yang dhaif sekali Adalah Ibnu Umar ra gemar membacakan bagian awal dan akhir surat Al-Baqarah di atas kubur sesuah mayat dikuburkan. HR Al-Baihaqi dengan sanad yang hasan. Mereka yang menolak terkirimnya pahala bacaan untuk orang meninggal berargumen bahwa semua hadits tentang perintah Rasulullah SAW untuk membacakan Al-Quran atas orang meninggal itu harus dipahami bukan kepada orang meninggal, melainkan kepada orang yang hampir meninggal. Jadi menjelang kematiannya, bukan pasca kematiannya atau setelah dikuburkannya. Namun argumentasi mereka dibantah oleh Al-Imam As-Syaukani, penyusun kitab hadits Nailul Authar. Beliau mengatakan bahwa lafadz yang ada di dalam hadits itu jelas-jelas menyebutkan kepada orang yang meninggal. Kalau ditafsirkan kepada orang yang belum mati, mereka harus datang dengan qarinah atau pembandingLihat Nailur Authar jilid 4 halaman 52 Sedangkan Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menuliskan dalam kitab Riyadhush-Shalihin dalam judul Doa untuk mayyit setelah dikuburkan dan berdiri di kuburnya sesaat untuk mendoakannya dan memintakan ampunan untuknya serta membacakan Al-Quran, menyebutkan bahwa Al-Imam As-syafi'i rahimahullah berkata, "Sangat disukai untuk dibacakan atasnya Al-Quran. Kalau sampai bisa khatam, tentu sangat baik. Pendapat 4 Mazhab Utama dalam Masalah Ini 1. Mazhab Al-Hanafiyah MazhabAl-Hanifiyah menyebutkan bahwa setiap orang yang melakukan ibadah, baik berupa sedekah, bacaan Al-Quran atau lainnya adalah merupakan amal kebaikan yang menjadi haknya untuk mendapat pahala. Dan juga menjadi haknya pula bila dia menghadiahkan pahala itu untuk orang lain. Dan pahala itu akan sampai kepada yang dihadiahkan. Dalam kitab Ad-Dur Al-Mukhtar wa Rad Al-Muhtar jilid 2 halaman 243 disebutkan hadits yang menurut mereka shahih Orang yang mendatangi kuburan dan membaca surat Yasin, Allah SWT akan meringankan dosanya pada hari kiamat. Dan baginya pahala sejumlah orang yang meninggal di kuburan itu. Dalam kitab Fathul Qadir disebutkan hadits berikut ini Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang lewat kuburan dan membaca Qulhuwallahu ahad sebanyak 11 kali, dan dia menghadiahkan pahalanya kepada orang yang telah meninggal, dia akan diberikan balasannya sejumlah orang yang mati. Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa nabi SAW ditanya oleh seseorang, "Ya Rasulullah, kami bersedekah untuk orang yang sudah meninggal, juga berhaji untuk mereka. Apakah semua itu akan sampai kepada mereka?" Beliau SAW menjawab, "Ya, sesungguhnya amal itu akan sampai kepada mereka. Mereka sangat berbahagia sebagaimana kalian bergembira bila menerima hadiah hidangan. 2. Mazhab Al-Malikiyah Secara pendapat resmi mazhab ini menyatakan tidak bisa menerima bila ada bacaan Al-Quran yang dikirimkan pahalanya kepada orang yang sudah mati. Setidaknya, tindakan itu merupakan hal yang dimakruhkan karahiyah. Dan itulah juga yang merupakan pendapat Al-Imam Malik rahimahumallah bahwa membacakan Al-Quran buat orang yang sudah wafat itu tidak ada dalam sunnah. Namun Imam Al-Qarafi dari ulama kalangan mazhab ini agak berbeda dengan imam mazhabnya dan pendapat kebanyakan ulama di dalam mazhab itu. Demikian juga dengan para ulama mazhab ini yang belakangan, kebanyakan malah membenarkan adanya kirim-kiriman pahala kepada orang mati lewat bacaan Al-Quran. Jadi intinya, masalah ini memang khilaf di kalangan ulama. Sebagian mengakui sampainya pahala bacaan Al-Quran untuk orang yang telah meninggal, sedangkan sebagian lainnya tidak menerima hal itu. Dan perbedaan pendapat ini adalah hal yang amat wajar. Tidak perlu dijadikan bahan permusuhan, apalagi untuk saling menjelekkan satu dengan lainnya. 3. MAzhab Asy-Syafi'i Mazhab ini menyebukan bahwa semua ulamanya sepakat atas sampainya pahala sedekah kepada orang yang telah wafat. Namun tentang pahala bacaan Al-Quran, memang ada perbedaan pendapat. Sebagian mengatakan sampai dan sebagian mengatakan tidak sampai. Disebutkan oleh Al-Imam An-Nawawi dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim jilid 7 halaman 95, bahwa Al-Imam Asy-Syafi'i sendiri termasuk mereka yang cenderung mengatakan tidak sampainya pahala bacaan ayat Al-Quran buat orang yang sudah wafat. Mereka yang mengatakan sampainya pahala bacaan Al-Quran untuk orang mati dalam mazhab ini di antaranya adalah yang disebutkan dalam kitab Syarah Al-Minhaj. 4. Mazhab Al-Hanabilah Ibnu Qudamah rahimahullah, ulama pakar dari kalangan mazhab Hanabilah, dalam kitab Al-Mughni, halaman 758 menuliskan bahwa disunnahkan untuk membaca Al-Quran di kubur dan dihibahkan pahalanya. Sedangkan menurut sebuah riwayat Imam Ahmad rahimahullah pernah mengatakan bahwa hal itu bid'ah. Tapi dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa kemudian beliau mengoreksi kembali pernyataannya. Iman Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa mayat akan mendapat manfaat dari bacaan Al-Quran yang dihadiahkan oleh orang yang masih hidup kepada dirinya. Hal itu sebagaimana sampainya pahala ibadah maliyah seperti sedekah, waqaf dan lainnya. Di dalam kitab fenomenal beliau, Majmu' Fatawa jilid 24 halaman 315-366 disebukan Orang-orang berbeda pendapat tentang sampainya pahala yang bersifat badaniyah seperti puasa, shalat dan membaca Al-Quran. Yang benar adalah bahwa semua itu akan sampai pahalanya kepada si mayyit. Namun beliau mengatakan apabila orang yang membacaAl-Quran itu minta upah, maka pahalanya tidak ada. Sebab sudah dikonversi menjadi uang. Dan karena pahalanya tidak ada, maka apa yang mau dikirimkan? Maka beliau berpendapat, kalau pun mau mengaji kubur, tidak boleh minta upah. Kalau dia minta upah, maka pahalanya malah tidak sampai. Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah di dalam kitab Ar-Ruuh menyebutkan bahwa yang paling utama untuk bisa dihadiahkan kepada mayyit adalah istighfar, sedekah, doa dan haji badal. Sedangkan kiriman pahala bacaan Al-Quran, bila dilakukan tanpa upah, maka pahalanya akan sampai. Sebagaimana sampainya pahala puasa dan haji. Di dalam bagian lain dari kitabnya itu, beliau menyebutkan bahwa disunnahkan ketika membaca Al-Quran untuk mayyit, diniatkan agar pahalanya disampaikan kepada ruhnya, tapi tidak harus dengan melafadzkan niat itu. Jadi setidaknya, di dalam mazhab yang banyak dipakai di Saudi dan sekitarnya, masalah ini boleh dibilang juga masih khilafiyah. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, LcBaca Lainnya Kenapa Mencium Hajar Aswad? 7 December 2007, 2232 Haji > Ritual terkait haji viewsHukum Makan Kepiting 7 December 2007, 1203 Kuliner > Hewan viewsBolehkah Kita Menjual Kulit Hewan Qurban 6 December 2007, 1106 Qurban Aqiqah > Qurban viewsApakah Dalam Quran Ada Bahasa Serapan Asing? 6 December 2007, 0750 Al-Quran > Qiraat viewsBagaimana Hukum 'Latihan Berqurban' di Sekolah 5 December 2007, 2326 Qurban Aqiqah > Qurban viewsBagaimana Batasan Bergaul dengan Mahram yang Tidak Abadi? 5 December 2007, 0855 Kontemporer > Perspektif Islam viewsBenarkah Agama Merupakan Produk Kebudayaan? 5 December 2007, 0345 Aqidah > Islam viewsHakekat Ibadah Qurban 5 December 2007, 0231 Qurban Aqiqah > Qurban viewsMenghadapi Orientalis 4 December 2007, 0025 Aqidah > Agama lain viewsHukum Memakai Lotion Anti Nyamuk 3 December 2007, 2321 Kontemporer > Hukum viewsBelum Meninggal Anak Sudah Menuntut Warisan 2 December 2007, 0012 Mawaris > Bagi waris berbagai keadaan viewsMuhammadiyah dan Bukan Muhammadiyah 30 November 2007, 1329 Kontemporer > Kelompok/Aliran viewsKuburan Ditembok Seperti Makam Abu Ayyub Al-Anshari, Bolehkah? 29 November 2007, 0846 Aqidah > Kuburan viewsWudhu Tanpa Melepas Sepatu 28 November 2007, 0129 Thaharah > Wudhu viewsArisan untuk Naik Haji 28 November 2007, 0054 Haji > Haji Berbagai Keadaan viewsBadal Haji 28 November 2007, 0015 Haji > Haji Berbagai Keadaan viewsApakah Peristiwa Mi'raj Nabi SAW Tertulis di Dalam Al-Qur'an? 25 November 2007, 2316 Al-Quran > Tafsir viewsMengharap Surga dan Takut Neraka atau Lillahi Ta'alla 25 November 2007, 2302 Aqidah > Surga Neraka viewsHadist Bukhari dan Muslim Pasti Shahih? 25 November 2007, 0717 Hadits > Status Hadits viewsKata Ganti Orang Dalam Al-Quran 23 November 2007, 0423 Al-Quran > Khazanah viewsTOTAL tanya-jawab 49,891,389 views
Saatmendengar kabar orang meninggal, umat Muslim dianjurkan membaca doa. Dikutip dari buku Cerita dan 50 Doa Sehari-hari Anak Muslim oleh Endang Firdaus dan Bambang Irwanto, bacaan doa mendengar kabar orang meninggal bunyinya sebagai berikut:
Reporter Tiara Susma - Saat mendoakan orang yang sudah meninggal, kita biasanya membaca Surat Yasin. Surat Yasin juga dibaca ketika mengadakan pengajian untuk orang yang sudah meninggal. Ada beberapa keutamaan Surat Yasin bagi orang yang meninggal. Salah satunya adalah Allah akan meringankan dosanya pada hari kiamat. Di Indonesia, kita kerap menjumpai orang-orang membuat buku Yasin untuk orang yang sudah meninggal. Mereka mencantumkan nama serta foto orang yang sudah meninggal pada buku Yasin tersebut. Lantas, bagaimana hukumnya membuat buku Yasin untuk orang yang sudah meninggal? Baca juga BENARKAH Baca Surat Yasin di Malam Jumat Termasuk Bidah? Simak Penjelasan Ustaz Abdul Somad Baca juga Baca Doa Al Fatihah & Surat Yasin, Benarkah Sampai ke Orang yang Sudah Wafat? Simak Penjelasan UAS Ustadz Abdul Somad UAS Kolase TribunNewsmaker/Instagram Ustadz Abdul Somad Ustaz Abdul Somad memberikan penjelasan terkait hal tersebut. Hal itu seperti dilansir dari video yang diunggah di YouTube raufa vid. "Bagaimana hukumnya membuat Surat Yasin Al Quran untuk orang meninggal lalu dibagi-bagikan?" demikian pertanyaan seorang jamaah. Ustaz Abdul Somad membeberkan amalan yang terus mengalir pahalanya untuk orang yang sudah meninggal. Seperti disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah, umat Muslim diminta mewakafkan Al Quran bagi orang yang sudah meninggal. "Di antara amal yang tetap mengalir kalau orang itu sudah meninggal adalah mewakafkan Quran," kata Ustaz Abdul Somad. Baca juga 15 Keutamaan Membaca Surat Yasin, Segala Dosa Diampuni, hingga Keinginan Dikabulkan, Baca Rutin
Untukitu, di bawah ini kami telah memilih rekomendasi 100 lagu tentang kematian dan lagu untuk duka cita bagi orang yang sudah meninggal. List berikut terdiri dari 70 lagu barat dan 30 lagu Indonesia, yang bertemakan kematian dan cocok diputar untuk mengenang kematian sahabat, teman, pacar, suami/istri, orang tua, ayah/ibu, keluarga dan seseorang lainnya.
Ilustrasi rekomendasi buku self healing untuk dibaca saat pandemi. Foto Shutter StockPandemi COVID-19 memang menjadi masa yang berat bagi banyak orang. Tidak hanya mengguncang kondisi perekonomian, situasi sulit ini telah membuat banyak orang kehilangan keluarga atau kerabat pun menjadi lebih sering mendengar kabar duka, meski yang meninggal bukanlah kerabat kita langsung. Membaca atau mendengar kabar duka di sekitar kita memang bisa menimbulkan perasaan sedih. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan psikolog anak dan keluarga di Jakarta, Samanta Elsener.“Kabar duka mengandung energi negatif. Jadi kalau kita mengacu pada tabel energi emosi dari David R. Hawkins, duka itu termasuk yang rendah, dan kita itu bisa terbawa,” ujar Samanta dalam wawancara khusus dengan kumparanWOMAN, beberapa waktu kamu bisa merasakan kecemasan setelah mendengar atau membaca kabar duka secara bertubi-tubi. Bila perasaan ini tidak hilang setelah seminggu, Samanta menyarankan untuk melakukan self beberapa upaya self healing yang bisa kamu lakukan di rumah. Salah satunya, yakni membaca buku. Dengan membaca buku, kamu setidaknya bisa menemukan referensi cara untuk keluar dari suatu berikut ini empat rekomendasi buku untuk self healing dari Samanta dan berbagai sumber yang telah dirangkum “How to Do the Work Recognize Your Patterns, Heal from Your Past, and Create Your Self” oleh Dr. Nicole LePeraIni merupakan buku pertama yang direkomendasikan Samanta untuk kamu yang ingin melakukan self healing. Melalui buku ini, penulis yang juga merupakan psikolog klinis, Dr. Nicole LePera ia menawarkan panduan self healing serta upaya untuk menciptakan kehidupan yang lebih bersemangat dan juga membantu pembaca untuk mengenal pengalaman buruk dan trauma di masa kanak-kanak yang mengakibatkan stres dan trauma. Bila tidak ditangani dengan tepat, hal ini bisa membuat siklus yang membuat seseorang merasa tidak bahagia, tidak puas, dan tidak “A Manual for Being Human” oleh Dr Sophie MortBuku selanjutnya yang direkomendasikan Samanta untuk self healing adalah “A Manual for Being Human” oleh Dr. Sophie Mort. Buku ini membantu pembaca untuk memahami alasan seseorang merasa cemas, stres, insecure, dan sedih dari waktu ke metodologi tiga langkah yang dikembangkan berdasarkan pengalaman penulis selama bertahun-tahun, pembaca akan dipandu untuk mengidentifikasi masalah yang timbul dari pengalaman masa lalu dan peristiwa kehidupan saat ini. Pembaca juga diajak untuk melihat kebiasaan buruk dan siklus negatif yang mungkin “Why Has Nobody Told Me This Before?” oleh Dr. Julie SmithSelain dua buku di atas, Samanta juga merekomendasikan buku “Why Has Nobody Told Me This Before?” oleh Dr. Julie Smith. Lewat buku ini, penulis membagikan keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk bisa melewati pasang surut ini cocok dijadikan pegangan oleh kamu yang ingin mengoptimalkan kesehatan mental. Penulis juga berupaya membantu pembaca untuk tetap tangguh tidak peduli apa pun yang terjadi dalam hidup. Di buku ini, kamu akan menemukan cara mengelola kecemasan, menghadapi kritik, mengatasi suasana hati yang buruk, membangun kepercayaan diri, menemukan motivasi, dan belajar memaafkan diri “Option B Facing Adversity, Building Resilience, and Finding Joy” oleh Sheryl Sandberg dan Adam GrantIni merupakan salah satu buku yang masih relevan dibaca di masa pandemi COVID-19. Dalam buku ini, Chief Operating Officer COO Facebook, Sheryl Sandberg menceritakan pengalaman kepergian suaminya, Dave Goldberg, secara mendadak akibat serangan jantung pada Mei 2015. Sheryl secara terbuka dan jujur menceritakan kesedihannya usai kepergian suaminya. Tak cuma berisi memoar, Sheryl juga menggandeng psikolog asal Amerika Serikat AS Adam Grant untuk menulis tentang cara bangkit dari situasi buku ini, pembaca juga akan lebih memahami tentang resiliensi. Dalam buku ini ditulis bahwa resiliensi datang dari dalam diri kita dan dari dukungan orang-orang di sekitar. Resiliensi sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk bangkit dari keterpurukan. Bahkan setelah mengalami peristiwa yang paling menghancurkan hidup, seseorang tetap mungkin untuk tumbuh dan menemukan makna kehidupan yang lebih buku ini, penulis juga menjelaskan tentang cara membantu orang lain yang mengalami krisis dalam hidup, mengembangkan belas kasih untuk diri sendiri, dan membesarkan anak-anak yang itu tadi beberapa rekomendasi buku untuk self healing yang pas dibaca di masa pandemi, Ladies.
SedekahUntuk Orang Tua yang Telah Meninggal Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :. Apakah (Allâh) akan menghapuskan (kesalahan)nya karena sedekahku atas namanya?"
SEORANG wanita berusia 25 tahun menulis, ”Pada tahun 1981 ibu angkat saya meninggal karena kanker. Saya dan adik angkat saya sangat terpukul oleh kematiannya. Saya berusia 17 tahun, dan adik laki-laki saya 11 tahun. Saya sangat kehilangan dia. Karena diajarkan bahwa ia ada di surga, yah, saya ingin bunuh diri agar dapat berada bersamanya. Ia sahabat karib saya.” Tampaknya sangat tidak adil bahwa kematian mempunyai kuasa untuk mengambil seseorang yang Anda kasihi. Dan bila itu terjadi, gagasan bahwa tidak akan pernah bisa berbicara lagi kepada orang yang dikasihi, tertawa bersamanya, atau memeluknya bisa sangat sulit ditanggung. Kepedihan itu tidak hilang dengan diberi tahu bahwa orang yang Anda kasihi berada di surga. Akan tetapi, Alkitab menawarkan harapan yang sangat berbeda. Seperti yang telah kita perhatikan sebelumnya, Alkitab memperlihatkan bahwa tidak lama lagi Anda dapat dipersatukan kembali dengan orang yang Anda kasihi yang telah meninggal, bukan di surga yang tidak diketahui, melainkan di sini juga di atas bumi di bawah keadaan yang damai dan adil-benar. Dan pada saat itu manusia akan mempunyai prospek menikmati kesehatan yang sempurna, dan mereka tidak akan pernah mati lagi. ’Tetapi pasti itu hanya khayalan!’ ada yang mungkin mengatakan demikian. Apa yang dibutuhkan untuk meyakinkan Anda bahwa hal ini merupakan harapan yang pasti? Agar mempercayai suatu janji, Anda perlu yakin bahwa orang yang membuat janji itu bersedia dan juga sanggup memenuhinya. Maka, siapa gerangan yang menjanjikan bahwa orang-orang mati akan hidup kembali? Pada musim semi tahun 31 M, Yesus Kristus dengan berani berjanji, ”Sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan [”kuburan peringatan”, NW] akan mendengar suara-Nya [Yesus], dan mereka . . . akan keluar.” Yohanes 521, 28, 29 Ya, Yesus Kristus berjanji bahwa jutaan orang yang sekarang mati akan hidup kembali di atas bumi ini dan memiliki prospek untuk tetap tinggal di atasnya kekal selama-lamanya di bawah keadaan damai seperti di firdaus. Lukas 2343; Yohanes 316; 173; bandingkan Mazmur 3729 dan Matius 55. Karena Yesus yang membuat janji ini, tidak ada keraguan untuk menyimpulkan bahwa ia bersedia menepatinya. Namun apakah ia sanggup melakukan hal itu? Kurang dari dua tahun setelah membuat janji tersebut, Yesus memperlihatkan dengan cara yang penuh kuasa bahwa ia bersedia dan juga sanggup mengadakan kebangkitan. ”Lazarus, Marilah ke Luar!” Kejadian itu sangat mengharukan. Lazarus sakit keras. Kedua saudaranya, Maria dan Marta, mengirim kabar kepada Yesus, yang berada di seberang Sungai Yordan, ”Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.” Yohanes 113 Mereka tahu bahwa Yesus mengasihi Lazarus. Tidakkah Yesus ingin menjenguk sahabatnya yang sedang sakit? Anehnya, sebaliknya daripada segera pergi ke Betania, Yesus tetap tinggal di tempat ia berada selama dua hari berikutnya.—Yohanes 115, 6. Lazarus meninggal beberapa waktu setelah kabar tentang penyakitnya dikirimkan. Yesus tahu ketika Lazarus meninggal, dan ia bermaksud melakukan sesuatu. Pada waktu Yesus akhirnya tiba di Betania, sahabat yang ia kasihi telah meninggal selama empat hari. Yohanes 1117, 39 Dapatkah Yesus menghidupkan kembali seseorang yang telah mati selama itu? Ketika mendengar bahwa Yesus datang, Marta, seorang wanita yang gesit, lari menemuinya. Bandingkan Lukas 1038-42. Tergugah oleh kesedihan Marta, Yesus meyakinkan dia, ”Saudaramu akan bangkit.” Ketika Marta menyatakan imannya akan kebangkitan di masa depan, Yesus dengan jelas memberi tahu dia, ”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.”—Yohanes 1120-25. Setelah tiba di kuburan, Yesus menyuruh agar batu yang menutup jalan masuk disingkirkan. Kemudian, setelah berdoa dengan nyaring, ia memerintahkan, ”Lazarus, marilah ke luar!”—Yohanes 1138-43. Semua mata menatap ke kuburan. Kemudian, dari dalam kegelapan sebuah sosok keluar. Kaki dan tangannya dibungkus dengan kain kafan, dan wajahnya dibalut dengan sebuah kain. ”Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi,” perintah Yesus. Bagian terakhir dari pembalut yang dilepaskan jatuh ke tanah. Ya, ia adalah Lazarus, pria yang telah mati selama empat hari!—Yohanes 1144. Apakah Itu Benar-Benar Terjadi? Kisah mengenai dibangkitkannya Lazarus dimuat dalam Injil Yohanes sebagai fakta sejarah. Perinciannya begitu hidup sehingga hal ini tidak mungkin hanya kiasan. Meragukan kebenarannya dalam sejarah berarti meragukan semua mukjizat lain dalam Alkitab, termasuk kebangkitan dari Yesus Kristus sendiri. Dan menyangkal kebangkitan Yesus berarti menyangkal seluruh iman Kristen.—1 Korintus 1513-15. Sebenarnya, jika Anda percaya bahwa Allah itu ada, tidak menjadi masalah bagi Anda untuk percaya kepada kebangkitan. Sebagai gambaran Seseorang dapat merekam permintaan dan wasiat terakhirnya, dan setelah ia meninggal, sanak keluarga dan teman-teman sebenarnya dapat dikatakan melihat dan mendengarnya, seraya ia menjelaskan bagaimana warisannya harus diurus. Seratus tahun yang lalu, hal demikian tidak dapat dibayangkan. Dan bagi beberapa orang yang sekarang hidup di tempat-tempat terpencil di dunia, teknologi perekaman video tak dapat mereka pahami sehingga tampaknya seperti mukjizat. Jika prinsip-prinsip ilmiah yang ditetapkan oleh Pencipta dapat digunakan oleh manusia untuk menyusun kembali kejadian yang dapat dilihat dan dapat didengar seperti itu, bukankah sang Pencipta dapat melakukan jauh lebih banyak? Maka, bukankah masuk akal bahwa Pribadi yang menciptakan kehidupan sanggup menciptakan kembali kehidupan? Mukjizat dari pemulihan Lazarus kepada kehidupan dimaksudkan untuk meningkatkan iman kepada Yesus dan kebangkitan. Yohanes 1141, 42; 129-11, 17-19 Dengan cara yang mengharukan, hal ini juga menyingkapkan kesediaan dan keinginan Yehuwa dan Putra-Nya untuk mengadakan kebangkitan. ’Allah Akan Rindu’ Tanggapan Yesus terhadap kematian Lazarus menyingkapkan segi yang sangat lembut dari Putra Allah. Perasaannya yang dalam pada peristiwa ini jelas menunjukkan keinginannya yang kuat untuk membangkitkan orang mati. Kita membaca, ”Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya ’Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.’ Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya [”mengerang dalam roh dan merasa susah”, NW]. Ia sangat terharu dan berkata ’Di manakah dia kamu baringkan?’ Jawab mereka ’Tuhan, marilah dan lihatlah!’ Maka, menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi ’Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!’”—Yohanes 1132-36. Keibaan hati Yesus yang tulus ditunjukkan di sini dengan tiga ungkapan, ”mengerang”, ”merasa susah”, dan ’menangis’. Kata-kata dalam bahasa aslinya yang digunakan untuk mencatat peristiwa yang mengharukan ini menunjukkan bahwa Yesus sangat tergugah oleh kematian Lazarus sahabat dekatnya dan menyaksikan saudara perempuan Lazarus menangis sehingga ia mencucurkan air mata. * Hal yang begitu luar biasa adalah bahwa Yesus sebelumnya telah menghidupkan kembali dua orang lain. Dan ia memang sepenuhnya bermaksud melakukan hal yang sama atas Lazarus. Yohanes 1111, 23, 25 Meskipun begitu, ia ’menangis’. Maka, memulihkan manusia kepada kehidupan, bukan sekadar suatu prosedur bagi Yesus. Perasaannya yang lembut dan dalam sebagaimana diperlihatkan pada peristiwa ini dengan jelas menunjukkan keinginannya yang kuat untuk melenyapkan akibat yang menyedihkan dari kematian. Perasaan Yesus yang lembut sewaktu membangkitkan Lazarus mencerminkan keinginannya yang kuat untuk melenyapkan akibat yang menyedihkan dari kematian Karena Yesus adalah ’gambaran yang tepat dari Allah Yehuwa’, kita dapat benar-benar mengharapkan bahwa Bapa surgawi kita juga demikian. Ibrani 13 Mengenai kesediaan Yehuwa sendiri untuk mengadakan kebangkitan, pria yang setia Ayub berkata, ”Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi? . . . Engkau akan memanggil, dan akupun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu.” Ayub 1414, 15 Dalam bahasa aslinya kata yang diterjemahkan ”Engkau akan rindu” menyatakan dambaan dan keinginan Allah yang sungguh-sungguh. Kejadian 3130; Mazmur 843 Jelaslah, Yehuwa pasti sangat menanti-nantikan kebangkitan. Apakah kita dapat benar-benar percaya akan janji kebangkitan ini? Nah, tidak ada keraguan bahwa Yehuwa dan Putra-Nya bersedia dan juga sanggup melakukannya. Apa artinya ini bagi Anda? Anda mempunyai harapan untuk dipersatukan kembali dengan orang-orang yang Anda kasihi yang telah meninggal, di atas bumi ini namun di bawah keadaan yang sangat berbeda! Allah Yehuwa, yang pada mulanya menempatkan manusia dalam taman yang indah, telah berjanji untuk memulihkan Firdaus di bumi ini di bawah pemerintahan Kerajaan surgawi-Nya di tangan Yesus Kristus yang kini telah dimuliakan. Kejadian 27-9; Matius 610; Lukas 2342, 43 Dalam Firdaus yang dipulihkan tersebut, keluarga manusia akan memiliki prospek untuk menikmati kehidupan tanpa akhir, bebas dari segala penyakit dan gangguan kesehatan. Wahyu 211-4; bandingkan Ayub 3325; Yesaya 355-7. Yang juga akan lenyap adalah segala kebencian, prasangka ras, kekerasan etnik, dan tekanan ekonomi. Ke bumi yang dibersihkan seperti itulah Allah Yehuwa melalui Yesus Kristus akan membangkitkan orang mati. Harapan, yang didasarkan atas korban tebusan Yesus Kristus, akan memberikan sukacita kepada segala bangsa Itulah yang sekarang menjadi harapan wanita Kristen yang disebutkan pada permulaan bagian ini. Beberapa tahun setelah ibunya meninggal, Saksi-Saksi Yehuwa membantunya mempelajari Alkitab dengan saksama. Ia mengenang kembali, ”Setelah belajar mengenai harapan kebangkitan, saya menangis. Menakjubkan untuk mengetahui bahwa saya akan melihat ibu saya kembali.” Jika hati Anda juga rindu untuk berjumpa lagi dengan orang yang dikasihi, Saksi-Saksi Yehuwa akan dengan senang hati membantu Anda belajar bagaimana Anda dapat menjadikan harapan yang pasti ini milik Anda. Silakan menghubungi mereka di Balai Kerajaan di daerah Anda, atau menulis ke alamat terdekat yang tercantum di halaman 32.
Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku." Mazmur 119:105 (BIS) Alkitab Ayat: Temukan di Alkitab: Kata(-kata) Daftar Ayat: Versi Alkitab: Alkitab Terjemahan Baru ENDE: Dan tentang hal kebangkitan orang mati, belumkah kamu batja dalam kitab Moses, dalam fasal mengenai pokok duri-duri itu, bahwa Allah berfirman
loading...Cara mengirim doa untuk orang yang sudah meninggal perlu diketahui setiap muslim karena termasuk anjuran syariat. Foto/Ist Umat muslim perlu mengetahui cara mengirim doa untuk orang yang sudah meninggal. Mendoakan orang meninggal atau memohon istighfar kepada Allah untuk mereka merupakan anjuran syariat. Dalilnya diterangkan secara tegas dalam Al-Qur'an. Allah berfirmanوَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعۡدِهِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا وَلِإِخۡوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِي قُلُوبِنَا غِلّٗا لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٞ رَّحِيمٌArtinya "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka Muhajirin dan Anshar, mereka berdoa "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang." QS Al-Hasyr, Ayat 10Kemudian Hadis berikut عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي سَلَمَةَ وَقَدْ شَقَّ بَصَرُهُ فَأَغْمَضَهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الرُّوحَ إِذَا قُبِضَ تَبِعَهُ الْبَصَرُ فَضَجَّ نَاسٌ مِنْ أَهْلِهِ فَقَالَ لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلَّا بِخَيْرٍ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِي سَلَمَةَ وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّينَ وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِينَ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِArtinya "Dari Ummu Salamah ia berkata; Ketika Abu Salamah meninggal, Rasulullah صلى الله عليه وسلم datang ke rumah kami untuk menjenguk jenazahnya. Saat itu, mata Abu Salamah tengah terbeliak, maka beliau pun menutupnya. Kemudian beliau bersabda, "Apabila ruh telah dicabut, maka penglihatan akan mengikutinya dan keluarganya pun meratap hiteris. Dan janganlah sekali-kali mendoakan atas diri kalian kecuali kebaikan, sebab ketika itu Malaikat akan mengaminkan apa yang kalian ucapkan." Setelah itu, beliau berdoa, "ALLAHUMMAGHFIR LIABI SALAMAH WARFA' DARAJATAHU FIL MAHDIYYIIN WAKHLUFHU FI 'AQIBIHI FIL GHAABIRIIN, WAGHFIR LANAA WALAHU YAA RABBAL 'ALAMIIN, WAFSAH LAHU FII QABRIHI WA NAWWIR LAHU FIIHI" Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, tinggikan derajatnya di kalangan orang-orang yang terpimpin dengan petunjuk-Mu dan gantilah ia bagi keluarganya yang ditinggalkannya. Ampunilah kami dan ampunilah dia. Wahai Rabb semesta alam. Lapangkanlah kuburnya dan terangilah dia di dalam kuburnya." HR MuslimDalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Seorang mayat dalam kuburnya seperti orang tenggelam yang sedang meminta pertolongan. Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak, dan kawan yang tepercaya. Apabila doa itu sampai kepadanya, itu lebih ia sukai daripada dunia berikut segala isinya. Dan sesungguhnya Allah menyampaikan doa penghuni dunia untuk ahli kubur sebesar gunung. Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati ialah memohon istighfar kepada Allah untuk mereka dan bersedekah atas nama mereka." HR Ad-Dailami.Doa Orang Hidup Disampaikan kepada MayitDalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan adapun doa dan bersedekah, maka keduanya telah disepakati ijma akan sampai kepadanya mayit, dan keduanya memiliki dasar dalam nash syariat. Kaum Salaf dan Khalaf terus menerus mendoakan orang yang sudah wafat, memohonkan rahmat dan ampunan, dan tidak ada satu pun yang Ahmad bin Hambal dan segolongan ulama Syafi'iyyah mengatakan doa dan pahala membaca Al-Qur'an sampai kepada mayit. Perlu diingat, hendaknya setelah membaca Al-Qur'an disertai dengan berdoa "Ya Allah sampaikanlah pahala membaca Al-Qur'an ini kepada Fulan atau Fulanah."Berikut Cara Mengirim Doanya1. Berwudhu2. Berniat, yaitu menghadirkan niat untuk mendoakan kebaikan dan mengirim doa kepada Tawassul kepada Nabi Muhammad SAW Dilanjutkan dengan Membaca Surat Al-Fatihahبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُArtinya "Dengan menyebut nama Allah yang maha Pengasih lagi Maha penyayang. Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan para sahabatnya. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua. Al-Faatihah..."4. Membaca Surat Al-Fatihah untuk Ahli Kubur, orangtua, nenek kakek hingga kepada guru lalu menkhususkannya kepada si إلَى جَمِيْعِ أَهْلِ اْلقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ إلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا أبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخَنَا وَمَشَايِخَ مَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَخُصُوْصًا اَلْفَاتِحَة……………….. sebut nama si mayitArtinya "Kemudian kepada semua ahli kubur dari kaum muslimin laki-laki dan perempuan, dan kepada kaum mukminin laki-laki dan perempuan dari dunia bagian timur sampai bagian barat, baik yang di darat maupun dilaut. Khususnya bapak-bapak kami dan ibu kami, nenek kami yang laki-laki dan perempuan, para guru kami dan para guru besar mereka, kepada guru kami, para gurunya guru kami dan kepada orang yang menyebabkan kami semua berkumpul di sini. Dan khususnya kepada arwah..... sebutkan nama mayit." Lalu baca Al-Faatihah."Doa PenutupSetelah membaca Surat Al-Fatihah, ayat-ayat Al-Qur'an, tahlil, tasbih, istighfar, sholawat dan kalimat Thoyyibah lainnya, kita dianjurkan membaca doa berikutاللَّهُمَّ اجْعَلْ وَاَوْصِلْ وَتَقَبَّلْ ثَوَاَبَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنْ الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً مِنَّا وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِلَى حَضَرَاتِ جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَArtinya "Ya Allah, jadikan, sampaikanlah, dan terimalah pahala bacaan Al-Qur'an kami, bacaan tahlil, bacaan tasbih, istighfar, dan bacaan shalawat kami sebagai hadiah yang bersambung dari kami, rahmat yang turun, dan keberkahan yang merata untuk kekasih kami, pemberi syafaat kami, kesenangan kami, pemimpin serta tuan kami, penolong kami, kesenangan kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, seluruh Nabi dan Rasul, para wali, syuhada, orang saleh, para sahabat, tabi’in, ulama yang mengamalkan ilmunya, ulama penulis yang ikhlas, seluruh mujahid di jalan Allah, dan para Malaikat muqarrabin."وَنَخَصُّ خَصُوْصًا إِلَى...فلان/فلانة، وأهل هذا البيت، وأقرباؤهمWa Nakhosshu khushuushon ilaa....Fulan/Fulanah wa Ahli Haadzal Baiti wa Aqribawuhum
. 129 134 459 250 201 278 69 80
buku ende untuk orang meninggal