Pasukan, tangkap mereka dan bawa sang putri padaku!" Morfeo memerintahkan pasukannya untuk menangkap keluarga kerajaan. "Jangan, jangan sakiti anakku!" sang ratu berteriak meminta Morfeo untuk tidak menyakiti putrinya. Namun, Morfeo dan pasukannya tidak peduli dengan itu. Pasukannya tetap bergerak ke arah kamar sang putri untuk menangkapnya. Penduduk Pulau Bunga berkaki hijau. Ya, kecuali Putri Doris. Entah mengapa kakinya berwarna biru. Putri Doris malu dengan keadaannya. Ia telah berusaha untuk mengubah warna kakinya. Ia pernah mengecat kakinya dengan warna hijau. Sayang, cat itu hanya bertahan seminggu. Putri Doris tidak berputus asa. Ia terus berusaha. Setiap hari ia belajar tentang warna di perpustakaan istana. Sayang, usahanya belum berhasil. Suatu hari, Putri Doris berjalan-jalan ke desa. Di sana, ia melihat pembuat karpet tengah bekerja. Karpet-karpet itu berwarna-warni. Putri Doris tertarik melihatnya. Ia duduk mengamati pembuat karpet bekerja. Ternyata, karpet itu dicelup ke dalam ember besar berisi cairan pewarna. Putri Doris melihat ada tiga ember besar berisi cairan berwarna merah, biru, dan kuning. ?Maaf, Pembuat Karpet. Aku ingin tahu bagaimana caramu mewarnai karpet dengan aneka warna. Kulihat kau hanya memiliki pewarna merah, biru, dan kuning,? kata Putri Doris kepada Pembuat Karpet. Kakek Pembuat Karpet menjawab, ?Aku tidak perlu banyak pewarna, Putri. Aku bisa mencampur ketiga warna ini untuk mendapatkan warna yang baru.? Pembuat Karpet mencontohkan dengan mencampur warna kuning dan merah. Putri Doris takjub ketika melihat campuran kedua warna itu menghasilkan warna jingga. Jika warna-warna dicampur, pasti akan menghasilkan warna lain. Juga, warna hijau, pikirnya senang. Putri Doris segera pamit. Ia kembali ke istana dan segera melakukan percobaan warna. Putri Doris mencampurkan warna merah dan biru. Ia mencampur sedikit warna kuning dan banyak warna merah. Lalu, ia pun mencampurkan warna biru dan kuning. Berhasil! Campuran kedua warna itu menghasilkan warna hijau. Putri Doris sangat senang. Ia mencoba merendam kakinya dalam cairan sari buah kunyir yang berwarna kuning pekat. Lama-kelamaan kaki Putri Doris berwarna hijau. Alangkah senangnya sang Putri. Ia telah berhasil mendapatkan kaki hijau yang sangat diinginkannya. Tamat Pesan moral Jangan pernah berputus asa dalam menghadapi suatu masalah. Abadikan hartamu dengan donasi sedekah jariyah membantu kemajuan berkhidmat untuk umat menuju Indonesia Cerdas Literasi 2045. Klik di sini. Sumber dan Kontributor Naskah Kak Nurul IhsanGambar Transmedia Pustaka Cloud Hosting Partner Kontributor Penulis Mitha YanuartiIlustrator NonoyDesainer dan layouter Yuyus RusamsiPenerbit Transmedia Pustaka, Jakarta, Indonesia
Jarumdi alat tenun itu tiba-tiba menusuk dirinya dan membuat sang putri tertidur. "Hahahaha! Kena kau kutukan ku" ujar peri jahat, sambil meninggalkan sang putri tertidur. Ketika raja dan ratu datang, mereka pun merasa sedih. Begitu pun para pelayan dan peri yang merasa kehilangan sang putri. Sejak itu, sang putri dikenal dengan nama 'putri tidur'
- Berikut dongeng fabel Burung Biru, cerita pengantar tidur anak. Dahulu kala, ketika binatang-binatang masih bisa berbicara, hiduplah seekor burung biru. Ukuran tubuhnya sangat kecil, namun kicauannya sangat nyaring. Setiap hari ia terbang menjelajahi hutan. Suatu ketika, ia tiba di pedalaman hutan. Di situ tampak sebuah menara yang sangat tinggi. Karena ingin tahu, Burung Biru mengepakkan sayapnya sampai ke puncak menara. Ia hampir jatuh karena kelelahan. Untunglah ia berhasil hinggap di satu-satunya jendela di menara itu. Seorang gadis cantik terlonjak terkejut saat melihat Burung Biru hinggap di jendela itu. Gadis itu lalu memberinya minum dan membelai-belainya dengan lembut. Burung Biru merasa sangat nyaman berada di dekat gadis itu. Ia lalu menyanyikan lagu untuknya. Ketika Burung Biru selesai bernyanyi, gadis itu bertepuk tangan memuji Burung Biru. Akan tetapi, tiba-tiba Burung Biru melihat kesedihan di bola mata gadis itu. “Kenapa kamu bersedih?” tanya Burung Biru. “Aku ini anak petani miskin. Namaku Lilian. Seorang pemburu menculik dan memaksaku untuk menikah dengannya. Karena aku menolak, aku dipenjara di sini. Aku akan dibebaskan jika mau menikah dengannya,” cerita Lilian. “Kenapa kamu menolaknya?” tanya Burung Biru. “Pemburu itu sangat kasar. Aku takut kepadanya. Selain itu, aku mencintai Juru Panah Sang Raja. Aku ingin menikah dengannya. Namun, saat ini dia sedang berperang bersama Raja melawan negeri musuh. Dia pasti sedih jika aku sudah menikah dengan pemburu saat ia pulang nanti,” jawab Lilian. Lilian dan Burung Biru tidak tahu kalau pembicaraan mereka didengar oleh si Pemburu dari balik pintu. Pemburu merasa sangat iri pada Juru Panah Sang Raja. Ia bertekad akan memisahkan Lilian dengan Juru Panah itu. “Bagaimana kalau kita melarikan diri saja?” usul Burung Biru. “Aku akan menolongmu.” “Bagaimana caranya?” tanya Lilian. “Hmm... aku akan memanggil hewan-hewan hutan untuk membantu. Mereka semua juga tidak suka pada si Pemburu yang kejam. Mereka pasti mau membantu!” Burung Biru lalu terbang keluar. . 427 442 276 436 255 314 294 50

dongeng putri dan peri biru